Belakangan ini bahan bakar biogas sebagai sumber energi alternatif semakin banyak di gunakan, terutama di daerah-daerah industri peternakan hewan. Semakin terbatasnya bahan bakar fosil jenis bahan bakar minyak dengan harganya yang terus berfluktuasi membuat banyak pihak mulai berpikir untuk memanfaatkan bahan bakar biogas.
Energi yang dihasilkan dari biogas dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah untuk memasak. Untuk sistem instalasi biogas yang kompleks bisa digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Sedangkan sisa hasil produksi biogas dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang kaya akan unsur yang dibutuhkan oleh tanaman.
Seperti juga bahan bakar gas lainnya biogas juga mudah terbakar. Namun demikian, dengan perencanaan dan pengerjaan instalasi yang baik dapat dihindari adanya kebocoran yang berpotensi menimbulkan ledakan.
Komposisi biogas : Methana (CH4) sekitar 50-70 %, Karbon Dioksida (CO2) 30-50 %, Hidrogen (H2) 0-1 %, Hidrogen Sulfida 0-3 %. Methana sebenarnya adalah penyumbang terbesar terjadinya efek rumah kaca, namun dengan pembakaran Methana pada biogas dengan merubahnya menjadi Karbon Dioksida (CO2) dapat mengurangi jumlah Methana yang terdapat di udara. Dengan biogas sebesar satu meter kubik sebanding dengan minyak tanah 0,62 liter atau kayu bakar 3,50 Kg.
Pengembangan biogas khususnya di Indonesia selama ini masih banyak terkendala, seperti pembangunan instalasi bio-digester yang memerlukan ketrampilan dan ketelitian tinggi untuk menghindari kebocoran selain juga dana. Hal lain adalah kebiasaan berpikir masyarakat yang sudah lama tergantung dengan penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak tanah.
0 comments:
Post a Comment